Semakin tinggi derajat surga, semakin besar ukuran pintunya. Bahkan, ada pintu khusus.
Ngaji Pasan kitab Mala Ainun Roat pertemuan ke sembilan (13/5), Kiai Tsalis membahas bab baru, yakni bab صفة أبواب الجنة (sifat-sifat pintu surga).
Sebelum mbalah lebih dalam, Kiai bercerita betapa beruntung dan mulianya menjadi umat Nabi Muhammad. Sebab, umat Muhammad lah kelak yang masuk surga pertamakali.
Bahkan, nabi-nabi terdahulu, sangat kepingin jadi umat Kanjeng Nabi Muhammad. Karena itu, kita yang sudah jadi umatnya Kanjeng Nabi, harus banyak bersyukur. Tentu dengan memperbanyak shalawat.
"Nabi-nabi terdahulu itu pengen banget jadi umatnya Nabi Muhammad. Lha kita ini nggak minta, udah jadi umatnya Nabi Muhammad. Makanya kita harus bersyukur dengan banyak-banyak ber-sholawat." Ucap Kiai Tsalis.
Seperti yang tertera dalam kitab, Kiai Tsalis mengatakan jika pintu surga umat nabi Muhammad itu, luasnya seluas jarak yang dilewati kuda (balap) selama 3 hari. Sejumlah ulama mengatakan 3 tahun.
Tentu saja sangat luas sekali. Tapi, meski benar-benar luas, para ahli surga yang masuk, seperti diterangkan kitab, sangat berdesak-desakan. Berdesakan hingga serasa bahunya hilang. Hal ini, kata Kiai Tsalis, disebab karena rahmat Allah lebih besar dibanding azabnya.
"Karena itu kita jangan pernah sombong. Jangan sampai mengkafir-kafirkan orang lain." Tegas Kiai Tsalis.
Kanjeng Nabi, kata Kiai Tsalis, sangat cinta dan sayang pada umatnya. Umatnya selalu beliau sebut. Bahkan hingga akhir hayatnya pun, umatnya yang dia ingat-ingat. Sudah sepatutnya kita membahagiakan Kanjeng Nabi, meski tentu saja tak akan sebanding.
"Cinta yang bagaimana yang harus kita tumbuhkan pada Rosulullah?" imbuh Kiai.
Setidak-tidaknya, kita harus mengingat Kanjeng Nabi. Bersholawat terus kepada beliau. Sebab, beliau sangat mencintai dan mengkhawatirkan kita. Sudah sepatutnya kita mencintai Kanjeng Nabi dengan sesering mungkin bersholawat.
Subhanalloh. Mugi kito dipun akui sebagai Ummat kanjheng Nabi Muhammad dan kelak mendapat syafaatul udzma
BalasHapus